Inilah 9 Tahapan Prosesi Pernikahan Adat Jawa yang Penuh Makna, Simak ya!

Pasangan yang merencanakan untuk menikah dengan adat Jawa pasti harus melalui berbagai tahapan prosesi yang cukup panjang. Sebelum sah-nya ikatan antara kedua calon mempelai pengantin, dalam upacara pernikahan adat Jawa terdapat prosesi hajatan. Menurut thebridestory.com, prosesi diawali dengan tahapan pemasangan tratag tarub hingga akhirnya pada malam midodareni. Nah, esok harinya setelah semua proses telah dilaksanakan, pernikahan untuk ijab qabul untuk sah secara agama dan negara akan berlangsung. Kalau diperhatikan, prosesnya memang cukup panjang dan harus mengikuti ritual khusus. Namun, urutan acaranya memiliki makna filosofi yang mendalam, loh. Hal ini bertujuan untuk simbol mendoakan lancarnya pernikahan dan langgengnya hubungan kedua pengantin. Mau tahu tahapannya? Yuk simak ulasan berikut!

  1. Pemasangan tratag dan tarub yang dilakukan di depan rumah, tanda bahwa keluarga tersebut sedang menggelar acara pernikahan. Seperti pemasangan tenda, janur kuning dan anyaman bambu untuk persiapan hajatan pernikahan. tanda sebagai doa keselamatan lahir batin bagi pengantin yang akan menikah.
  2. Tahapan selanjutnya, kembar mayang. Adalah ornamen dari rangkaian akar, batang, daun, bunga, dan buah. Hiasan dekoratif ini memberi simbol sebagai harapan agar pengantin senantiasa diberi kebijaksanaan.
  3. Selanjutnya adalah tahapan pasang tuwuhan atau yang dimaksud adalah memasang tumbuhan di tempat siraman. Seringkali dipasang setandan pisang sebagai simbol agar pengantin cepat dikaruniai anak setelah menikah.
  4. Prosesi acara yang mungkin tidak asing lagi bagi kamu adalah siraman. Sebuah lambang pembersihan diri. Biasanya pengantin akan disiram oleh orang dengan kriteria tertentu.
  5. Setelah itu, barulah orangtua pengantin akan ‘dodolan dawet’, maksudnya berjualan minuman dawet pada tamu. Ini memiliki makna bahwa orangtua mengajarkan anaknya yang akan menikah sebagai sepasang suami istri harus saling membantu dan bekerja sama.
  6. Pemotongan tumpeng adalah proses selanjutnya yang dilakukan oleh orangtua juga. Nasi berbentuk gunung ini merupakan lambang kemakmuran dan kesejahteraan.
  7. Orangtua menyuapi anaknya dalam prosesi ‘dulangan pungkasan’ atau suapan terakhir. Ini adalah lambang tanggung jawab terakhir orangtua yang mengantarkan anaknya sebelum melangkah ke pelaminan.
  8. Acara potongan rambut sang anak ditanam sebagai lambang pengusir hal buruk. Sedangkan bersamaan dengan pelepasan ayam jantan hitam melambangkan bahwa orangtua ikhlas melepas sang anak hidup mandiri dalam pernikahan kelak.
  9. Tahapan terakhir, calon mempelai perempuan menjalani malam midodareni. Ini prosesi khusus perempuan untuk mempercantik diri sebelum esok paginya tampil menawan sebagai ratu sehari.

Seluruh rangkaian ini merupakan pendahuluan sebelum acara inti yaitu pernikahan. harapannya adalah calon pengantin mengawali kehidupan rumah tangga dengan baik dan direstui orangtua. Doa yang dipanjatkan selama acara pun menghiasi demi pernikahan yang lancar dan rumah tangga yang langgeng. Semoga bermanfaat~