Memiliki rumah dan menikah adalah impian semua orang. Sebuah keberuntungan apabila kedua hal tersebut mampu diwujudkan secara bersamaan. Namun, tidak jarang bagi mereka harus memprioritaskan salah satu terlebih dahulu, karena beberapa kendala. Hal tersebut sangatlah wajar, karena tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang tinggi. Jika kita dihadapkan pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk mewujudkan keduanya secara bersamaan, mau tidak mau kita harus berpikir cerdas menentukan mana yang lebih penting. Yuk, simak beberapa pertimbangan berikut
Kamu Harus Memiliki Rumah Dulu karena…
1. Rumah adalah Tempat Utama Memulai Kehidupan Baru
via https://pixabay.com
Ketika kita memutuskan untuk menikah, maka itu adalah sebuah pilihan hidup yang disertai dengan tanggung jawab besar. Baik tanggung jawab terhadap Tuhan, orang tua, keluarga, mertua, pasangan, dan juga anak. Karena dilihat sebagai tanggung jawab yang besar, terkadang sebelum menikah kita ingin memaksimalkan kehidupan semapan mungkin, baik berupa finansial maupun kebutuhan penting lainnya, yang salah satunya adalah rumah. Karena bagaimanapun juga, rumah merupakan tempat utama untuk memulai sebuah kehidupan baru, dengan segala aktivitas dan kebutuhan baru.
2. Rumah itu adalah Investasi Masa Depan
via https://pixabay.com
Dalam memenuhi tanggung jawab kita terhadap pasangan, anak dan keluarga, kita tidak ingin terkendala dengan masalah tempat tinggal apabila telah menikah dan memiliki anak. Oleh karena itu, memiliki rumah merupakan hal yang tepat untuk investasi masa depan, baik ketika sudah menikah maupun untuk hari tua.
Kamu Harus Menikah Dulu karena…
1. Menikah itu merupakan Usaha bersama membangun kehidupan bersama
via https://pixabay.com
Meskipun keduanya sangatlah penting, namun ada satu yang sebaiknya diutamakan, yakni menikah. Mengapa? Pertama, karena menikah adalah sebuah proses belajar bersama dari titik nol antara suami dengan istri. Intinya adalah sebuah usaha bersama untuk membangun kehidupan bersama. Alangkah baiknya jika suami dan istri betul-betul merasakan membangun kehidupan bersama dari nol. Mungkin di awal kehidupan baru, kita masih tinggal bersama dengan orang tua atau mertua.
2. Menikah Itu Mengajarkan Kita Belajar Mandiri
via https://pixabay.com
Belum memiliki rumah sendiri tidak perlu khawatir nantinya akan menjadi tidak mandiri. Meskipun belum memiliki rumah, bukan berarti kita tidak mandiri ya. Kita masih bisa kos atau mengontrak rumah. Meskipun berat, hal itu penting untuk dilalui agar kita dan pasangan sama-sama mengerti bagaimana berjuang bersama, mengerti bagaimana bersusah payah bersama. Nilai tersebut jauh lebih mahal dibandingkan dengan mereka yang sudah mapan dan langsung menikmati hasil ketika di atas. Padahal hidup itu berputar seperti roda. Kita tidak tahu kapan kita berada di atas dan kapan kita berada di bawah.
3. Melatih Kesetiaan.
via https://pixabay.com
Sebagai pasangan yang masih berusaha membangun kehidupan dari nol, kadangkala kita mengeluh atas kesulitan-kesulitan yang dialami. Pada titik ini, kita bisa melihat bagaimana sebenarnya pasangan kita. Apakah dia mampu bertahan menikmati proses bersama, atau dia justru menyerah. Tidak sedikit pasangan yang gagal dalam pernikahan mereka karena masalah finansial, sebagai contoh ketika belum memiliki rumah. Tidak sedikit mereka yang hanya ingin menikmati hidup ketika sedang berada di atas, sudah memiliki rumah lengkap dengan segala fasilitas. Apabila pasangan mampu berproses bersama dari awal ketika berada di bawah, maka ia adalah orang yang tepat untuk kita ajak melanjutkan kehidupan bersama.
4. Pertimbangkan Usia Produktif Wanita
via https://pixabay.com
Banyak pasangan yang menunda pernikahan karena belum memiliki rumah. Penundaan tersebut terkadang berakhir dengan perpisahan, karena kekhawatiran pihak wanita yang usianya semakin tua. Usia produktif wanita adalah antara 22 hingga awal tiga puluhan. Kita harus memikirkan hal ini, karena apabila pihak wanita semakin tua, produktivitas ke depannya juga akan terkendala. Wanita yang semakin tua akan semakin berisiko untuk mengandung. Perlu diketahui juga, semakin kita berusia tua dalam memiliki anak, kebutuhan anak bisa menjadi terhambat. Sebagai contoh, ketika anak memasuki bangku sekolah SMA atau kuliah, banyak orang tuanya yang sudah pensiun. Tentunya hal ini tidak kamu inginkan bukan?
Nah, kalo kamu pilih yang mana dulu nih?